Pada kesempatan ini saya mencoba membahas mengenai animasi wayang kulit. Kita tahu bahwa kesenian wayang kulit kini sudah cukup langka untuk dinikmati oleh para pecinta nya Mungkin lebih karena perkembangan zaman yang semakin canggih, mau tidak mau pembuatan wayang kulitpun kini harus memanfaatkan teknologi agar bisa terus dinikmati oleh para pencintanya, salah satunya adalah ide kreatif pembuatan animasi wayang kulit yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan bangsa.
Sebelum lebih jauh membahas mengenai animasi wayang kulit, ada baiknya bila kita mengetahui makna dari kata seni itu sendiri. Kata “seni” merupakan sebuah kata yang mungkin semua orang dapat mengenalnya, walaupun dengan berbagai pemahaman yang berbeda. Kabarnya kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur atau Ketulusan jiwa”. Mungkin kita dapat memaknainya dengan keberangkatan orang atau seniman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilmu di eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang atau karya dari sebuah kegiatan.
Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian diputar sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat.
Kini pembuatan wayang kulitpun bisa memanfaatkan teknologi komputer dengan membuat film animasinya, sehingga dapat menarik peminat untuk menonton wayang kulit dimanapun dan kapanpun, selain itu pembuatan animasi wayang kulit ditujukan untuk tetap melestarikan kebudayaan bangsa. Pembuatan animasi wayang kulit biasanya menggunakan sebuah software animasi, seperti adobe flash, dan lain-lain.
Dalam pembuatan film animasi ada dua cara, yaitu dengan cara konvensional dan digital. Proses secara konvensional butuh dana yang lebih mahal dibandingkan dengan proses digital. Selain itu, pembuatan digital cukup ringan dan proses digital lebih cepat dibandingkan dengan proses konvensional. Menurut Tom Cardon seorang animator yang pernah menangani animasi Hercules mengakui komputer cukup berperan. “Perbaikan secara konvensional untuk 1 kali revisi memakan waktu 2 hari sedangkan secara digital hanya memakan waktu berkisar antara 30-45 menit.” Dalam pengisian suara sebuah film dapat dilakukan sebelum atau sesudah filmnya selesai.
Untuk penggarapan animasi sederhana, seperti pembuatan wayang kulit, mulai dari perancangan model hingga pengisian suara/dubbing dapat dilakukan dengan mempergunakan satu personal komputer. Sehingga untuk setiap kesalahan dapat dikoreksi dengan cepat dan dapat dengan cepat pula diadakan perubahan. Sementara dengan teknik konvensional, setiap detail kesalahan terkadang harus diulang kembali dari awal.
Menurut sumber yang saya baca, untuk membuat sebuah animasi diperlukan beberapa proses, diantaranya :
Pra-produksi:
- Konsep;
- Skenario;
- Pembentukan karakter;
- Storyboard;
- Dubbing awal;
- Musik dan sound FX.
- Lay out (Tata letak);
- Key motion (Gerakan kunci atau inti);
- In Between (Gambar penghubung antara gambar inti ke gambar inti yang lainnya);
- Background (Gambar latar belakang);
- Scanning;
- Coloring.
- Composite;
- Editing;
- Rendering;
- Pemindahan film kedalam berbagai media, seperti : VCD, DVD, dan lainnya.
Dengan memanfaatkan teknologi komputer, kini pembuatan wayangpun bisa dibuat melalui proses digital, sehingga perkembangan wayang kulitpun dapat lebih dinikmati oleh para pecinta kesenian wayang kulit.
Salah satu contoh hasil pembuatan animasi wayang kulit.
Sumber : 8-bit
2 komentar:
sudah pernah buat apa belum gan?
Wow, ternyata wayang kulit melewati berbagai tahapan produksi. Termakasih sudah menambah wawasan saya
Posting Komentar